CLICK HERE FOR FREE BLOGGER TEMPLATES, LINK BUTTONS AND MORE! »

Jumat, 24 Mei 2013

Ekstrakurikuler Gubuk Permainan Tradisional Cara Ampuh Meningkatkan Karakter Siswa

Ekstrakurikuler Gubuk Permainan Tradisional Cara Ampuh Meningkatkan Karakter Siswa


Sejenak kembali mengingat masa kecil dulu, ketika saya masih usia bermain. Saat ada waktu luang, saya dan teman-teman bergegas menuju tanah lapang untuk memainkan berbagai macam permainan tradisional. Satu hal yang selalu saya ingat, setiap akan bermain permainan tradisional kami selalu mengawali dengan kalimat HOM PIMPA ALAIHOM GAMBRENG.

Akan tetapi, permainan tradisional tersebut lambat laun mulai punah. Punah karena lahan yang digunakan untuk bermain mulai menyempit. Dan yang pasti, punahnya permainan tradisional disebabkan kalah pamor dengan permainan-permainan modern saat ini alias sepi peminat.
Dunia anak adalah dunia bermain. Sebagai seorang guru, tentunya kita harus mengetahui apa yang disukai siswa. Tidak ada salahnya, seorang guru memberikan wadah dan mengajarkan serta mengajak siswa untuk memainkan permainan tradisional.

Gubuk permainan tradisional merupakan wadah kegiatan ekstrakulrikuler bagi siswa dengan memfokuskan pengembangan karakter siswa. Selain itu, di gubuk ini anak diberi kebebasan untuk bereksplorasi ide dan berkreativitas dengan permainan tradisional. Memodifikasi alat-alat permainan tradisional sesuai dengan kreativitas menjadi salah satu pilihan kegiatan yang dapat mendorong pengembangan nilai rasa ingin tahu dan kreatif. Kegiatan ini di dampingi oleh guru agar proses pengembangan nilai-nilai karakter siswa yang terkandung dalam permainan tradisional dapat berjalan optimal pada diri peserta didik dan nilai tersebut dapat berkembang secara optimal dalam diri peserta didik. Sikap cinta budaya bangsa juga turut dipupuk ketika anak-anak lebih memilih untuk memainkan permainan tradisional daripada permainan modern.

Nilai-nilai budaya dan karakter bangsa yang dapat dikembangkan dalam permainan tradisional antara lain:
No Nilai Deskripsi
1 Jujur Perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan.
Toleransi Sikap dan tindakan yang menghargai perbedaan agama, suku, etnis, pendapat, sikap, dan tindakan orang lain yang berbeda dari dirinya.
3 Disiplin Tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan.
4 Kerja Keras Perilaku yang menunjukkan upaya sungguh-sungguh dalam mengatasi berbagai hambatan belajar dan tugas, serta menyelesaikan tugas dengan sebaik-baiknya.
5 Kreatif Berpikir dan melakukan sesuatu untuk menghasilkan cara atau hasil baru dari sesuatu yang telah dimiliki.
6 Mandiri Sikap dan perilaku yang tidak mudah tergantung pada orang lain dalam menyelesaikan tugas-tugas.
7 Demokratis Cara berfikir, bersikap, dan bertindak yang menilai sama hak dan kewajiban dirinya dan orang lain.
8 MenghargaiPrestasi Sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat, dan mengakui, serta menghormati keberhasilan orang lain.
9 Bersahabat/Komunikatif Tindakan yang memperlihatkan rasa senang berbicara, bergaul, dan bekerja sama dengan orang lain
10 Cinta Damai Sikap, perkataan, dan tindakan yang menyebabkan orang lain merasa senang dan aman atas kehadiran dirinya.
11 Tanggung Jawab Sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya, yang seharusnya dia lakukan, terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan (alam, sosial dan budaya), negara dan Tuhan Yang Maha Esa.

Permainan tradisional memberikan banyak manfaat bagi perkembangan karakter siswa. Beberapa jenis permainan tradisional yang telah dimainkan oleh para siswa yaitu;
1. Permainan Tradisional Dakon.
Saat memainkan dakon anak dilatih bernegoisasi untuk menentukan siapa yang terlebih dahulu memulai permainan. Kemampuan motoriknya pun terasah tatkala ia memegang biji-bijian untuk dimasukkan pada lubang-lubang papan dakon. Sportifitas dan kejujuran anak pun dilatih pada saat tidak melakukan kecurangan dalam bermain.
Ini adalah foto siswa sedang bermain dakon.

permainan dakon
permainan dakon

2. Permainan Tradisional Ular Naga
Permainan ini dimainkan secara berkelompok dua orang anak menjaga gerbang dan sisanya membentuk barisan seperti ular. Sambil menyanyikan lagu kelompok yang membentuk barisan seperti ular berputar sambil melewati terowongan atau gerbang yang dijaga dua orang tersebut, dan ketika lagunya habis dua penjaga gerbang menangkap salah satu anak untuk dijadikan penjaga berikutnya, dan si anak tersebut memilih untuk ditempatkan di salah satu gerbang dan seterusnya. Berikut lagu ular naga yang dinyanyikan “Ular naga panjangnya bukan kepalang, Menjalar-jalar selalu kian kemari, Umpan yang lezat itulah yang dicari, Ini dianya yang terbelakang” tentu saja lagunya bisa diganti sesuai kesepakatan pemain. Dalam permainan ini siswa dilatih untuk mengembangkan interaksi sosial dengan teman sebayanya.

3. Permainan tradisional Cublak-Cublak Suweng.
Permainan tradisional dari provinsi  Jawa Tengah ini, ternyata memiliki banyak manfaat diantaranya memberikan pengetahuan dan  melatih skill, salah satunya kerja sama, kepemimpinan, dan mengatur strategi.

Ini adalah foto siswa sedang bermain Cublak-Cublak Suweng.
cublek-cublek suweng
cublek-cublek suweng
4. Permainan Tradisional Kucing-kucingan,
seluruh siswa membuat lingkaran, sambil berdiri merentangkan tangan dan saling bergandengan, kecuali “kucing” berdiri di tengah dengan mata tertutup. Seluruh peserta yang membuat lingkaran terus berputar atau bergerak hingga salah seorang tertangkap. “Kucing” yang berhasil menangkap lawannya harus menerka siapa nama lawannya. Dalam permainan ini sikap demokrasi akan terwujud pada saat pemilihan yang akan menjadi ‘‘kucing’’ dengan suit. Kerja keras siswa yang bertindak sebagai kucing, selain itu, sikap kerjasama juga dikembangkan pada saat pemain mengelabui si ‘‘kucing’’ agar temannya tidak tertangkap.

Ini adalah foto siswa sedang bermain kucing-kucingan
kucing-kucingan
kucing-kucingan

5. Permainan tradisional Kelereng
Ada ‘aturan’ yang harus ditaati selama permainan, aturan tersebut dibuat berdasarkan kesepakatan kelompok yang harus ditaati oleh semua kelompok. Aturan dibuat sendiri untuk ditaati sendiri, tidak seperti pejabat kita yang bikin aturan sendiri tapi dilanggar sendiri. Manakala aturan tersebut dilanggar oleh salah satu anggota kelompok permainan, maka buyarlah permainan tersebut. Pelajaran yang sangat menonjol dalam permainan kelereng tersebut adalah nilai kejujuran, apabila ada salah satu anggota kelompok permainan tersebut tidak jujur maka permainan dipastikan akan berakhir. Ternyata pelajaran kejujuran tidak bisa hanya diteorikan semata di dalam kelas, tapi harus langsung dipraktikkan, seperti dalam permainan kelereng tersebut. Dalam permainan kelereng memberikan kesempatan bagi anak untuk mengembangkan karakter dan sikap positif dalam segala aktifitasnya terutama sifat kejujuran dan fairness. Kebiasaan bersikap dengan nilai-nilai yang benar merupakan landasan yang kuat dalam menjalin hubungan dengan orang lain di masa yang akan datang.
Ini adalah foto siswa sedang bermain kelereng
permainan kelereng
permainan kelereng

Selain melalui kegiatan ekstrakurikuler, guru juga bisa memanfaatkan waktu istirahat senggang di sekolah menjadi salah satu sarana berkembangnya suatu budaya sekolah. Dalam rangka pengembangan karakter siswa, waktu istirahat di sela-sela jam belajar bisa dijadikan wahana sosialisasi permainan tradisional sebagai bagian dari budaya bangsa, sekaligus menginternalisasikan nilai-nilai karakter yang terkandung di dalamnya.

Tentunya, masih banyak permainan tradisional yang bisa diajarkan untuk dimainkan oleh siswa. Kalo bukan kita yang bergerak untuk mengenalkan permainan tradisional yang kaya akan nilai-nilai karakter kepada generasi penerus banga, terus siapa lagi? jangan menunggu sampai warisan budaya kita yang sangat berharga ini di klaim oleh Negara lain.
SALAM

Jumat, 17 Mei 2013

Wisata Religi and Refreshing

Assalamu'alaikum..

Hemm..ternyata dah beberapa hari gak berkunjung ke blog ne..
karena jawdal padat merayap, beberapa hari alhasil belum sempat untuk berkunjung ke blogku ini..

Sabtu, 11 Mei 2013
Hari ini agenda saya dan keluarga mengunjungi daerah pesisir pantai utara lamongan, dan tempat tujuan yang akan kami datangi adalah Wisata Bahari Lamongan. Karena bertepatan dengan weekend maka pengunjung disana berjubel. 

Minggu, 12 mei 2013

Hari ini ada agenda wisata religi plus refreshing ke daerah selatan Jawa Timur, tepatnya di makam K.H Abdurrahman Wahid di Jombang, setelah itu perjalanan kami lanjutkan ke makam Ir. Soekarno di Blitar Jawa Timur. Sesuatu yang unik saya alami disini, setelah rombongan kami sampai di tempat parkir makam presiden pertama RI, kami dan rombongan melanjutkan perjalanan dengan naik becak wisata. Uniknya setiap penumpang becak akan diberikan sebuah kartu nama, dimana nanti digunakan untuk PP dari parkiran ke makam dan dari makam ke parkir..hehe..lucu juga yah idenya. Setelah usai dari wisata relegi, kami dan rombongan melanjutkan perjalanan ke kota apel, tempat yang kami tuju adalah BNS (Batu Night Square), sebuah tempat wisata yang terkenal dengan kerlap/kelip lampu eksotisnya. Ada berbagai macam permainan yang bisa kita nikmati disini


Yaaaah..cukup sekian edisi jalan-jalan saya dengan ronmbongan guru tempat saya mengajar..

salam

@yennyarti


Jumat, 10 Mei 2013

POLA-POLA BELAJAR SISWA


POLA-POLA BELAJAR SISWA

Oleh: Yenny Eka Herlin Budhiarti.M

     Dalam menyusun sebuah strategi pembelajaran tidaklah salah untuk kita menyimak pola – pola belajar yang mungkin terjadi pada siswa. Robert M. Gagne membedakan pola – pola belajar siswa ke dalam delapan tipae, dimana yang satu menjadi prasyarat bagi yang lainnya yang lebih tinggi hirarkienya.  Delapan tipa yang dimaksud adalah :

1.     Signal learning (belajar isyarat)
Ini adalah tipe belajar yang paling sederhana yang menjadi dasar semua tipe belajar. Tipe ini berpedoman pada pemberian isyarat dan respons yang disebabkan oleh isyarat tadi. Contoh, aba aba siap merupakan suatu signal atau isyarat untuk mengambil sikap tertentu.
2.     Stimulus respons learning (belajar stimulus respons)
Belajar tipe ini tidak diperoleh secara tiba – tiba namun diperoleh dari latihan dan pengalamn yang diperkuat secara terus menenus. Respons ini bersifat spesifik tidak umum dan kabur. Respons ini sangat memerlukan penguatan, penguatan ini bisa berupa reward ataupun punishment. Contoh dari tipe belajar ini adalah burung Betet atau Beo dapat mengucapkan salam karena dilatih terus menerus dan diberikan pennguatan.
3.     Chain (rantai atau rangkaian)
Tipe ini belajar menghubungkan satuan ikatan stimulus dan respons. Satu dengan yang lainnya kondisi yang diperlukan bagi berlangsungnya tipe belajar ini adalah secara internal siswa harus sudah harus terkuasai sejumlah satuan pola stimulus dan respons, baik psikomotorik maupun verbal. Selain itu prinsip kesinambungan, pengulangan, reinforcement tetap penting bagi berlangsungnya proses chaning. Contoh dalam bahasa kita contoh chaning seperti ibu bapak, kampong halaman, selamat tinggal, dsb.   
4.     Verbal association)
Tipe ini setaraf dengan tipe belajar sebelumnya, yaitu belajar menghubungkan satuan stimulus dan respons yang satu dan lainnya. Bentuk verbal association yang paling sederhana adalah bila diperligatkan sebuah bentuk geometris dan si anak dapat mengatakan bujur sangkar atau mengatakan itu bola saya. Sebelumnya ia harus sudah dapat membedakan bentuk geometris agar dapat mengenal bentuk bujur sangkar atau mengenal bola saya. Hubungan ini terbentuk unsure unsure dalam urutan tertentu yang satu segera mengikuti yang satu lagi.
5.     Discrimination learning (belajar diskriminasi)
Tipe ini belajar mnembedakan. Dalam tipe ini siswa mengadakan seleksi dan pengujian diantara dua perangsang atau sejumlah stimulus yang diterimanya, kemudian memilih sejumlah pola respons yang dianggap paling sesuai. Kondisi utama untuk berlangsungnya proses belajar ini adalah siswa sudah memiliki kemahiran melakukan chaning dan association serta pengalaman. Contoh anak dapat mengenal berbagai merk mobil beserta namanya walaupun tampaknya mobil itu banyak bersamaan
6.     Concept learning (belajar konsep)
Tipe ini adalah belajar pengertian berdasarkan cirri – ciri dari sekelompok stimulus dan objek – objeknya, ia membentuk suatu pengertian atau konsep, kondisi utama yang diperlukan adalah menguasai kemahiran diskriminasi dan proses kognitif fundamental sebelumnya.
7.     Rule learning (belajar aturan)
Belajar membuat generalisasi, hokum, kaidah. Pada tingkat ini siswa belajar mengadakan kombinasi berbagai macam konsep dengan mengoprasikan kaidah – kaidah logika formal sehingga siswa dapat menemukan konklusi tertentu yang mungkin selanjutnya dapat dipandang sebagai “rule”, prinsip, dalil, aturan, hokum, kaidah dsb. Tipe ini banyak diterapkan di Sekolah, karena banyak sekali aturan yang harus diketahui dan dipatuhi oleh siswa.
8.     Problem solving (pemecahan masalah)
Adlah belajar memecahkan masalah. Pada tingkat ini siswa belajar memecahkan masalah, memberikan respons terhadap rangsangan menggambarkan atau membangkitkan situasi problematic, yang mempergunakan berbagai kaidah yang telah dikuasainya.

Salam

@yennyarti

Rabu, 08 Mei 2013

LKS Memahami hubungan antara struktur bagian tumbuhan dengan fungsinya


LEMBAR KERJA SISWA
SK           : 1.2 Memahami hubungan antara struktur bagian tumbuhan dengan fungsinya
KD        : 2.4 Menjelaskan hubungan antara bunga dengan fungsinya

   Nama Anggota Kelompok     
  1. ................................................ 
  2. ................................................
  3. ................................................
   Kelas                                       : ............

Petunjuk : Kerjakanlah dengan kelompokmu masing-masing !

A. Berilah tanda √ pada bagian yang ada pada bunga !
No

Bunga
Kelengkapan bunga
Kelopak bunga
Mahkota
Tangkai
Benang sari
Putik
Warna mahkota
1








2








3








4








dst









B. Jawablah pertanyaan berikut !
1. Sebutkan warna-warna mahkota bunga yang telah kalian amati !
2. Apa fungsi benang sari dan putik ?
3. Apa fungsi mahkota dan tangkai bunga ?
4. Sebutkan fungsi bunga bagi tumbuhan!


salam

@yennyarti


Selasa, 07 Mei 2013

Mengamati Sifat Benda Cair



WORKSHEET
Mengamati Sifat Benda Cair

kelas IV

Tujuan
Kamu dapat menyimpulkan sifat dari benda cair.

Alat dan Bahan
1. Botol bekas           
2. Air bersih secukupnya
3. Mangkuk               
4. Gelas

Langkah Kerja

1. Tuangkan air ke dalam botol sampai penuh.
2. Lalu, tuangkan air itu ke dalam mangkuk.
3. Tuangkan lagi air tersebut ke dalam gelas. Apa yang terjadi?
4. Terakhir, tuangkan air dari gelas ke dalam kaleng. Apakah air tersebut berkurang?
5. Amatilah bentuk air ketika dituangkan ke dalam botol, mangkuk, gelas, dan kaleng.


Jawablah pertanyaan berikut ini.
1. Apa yang terjadi pada air ketika dipindahkan ke berbagai tempat?
2. Apa yang dapat kamu simpulkan dari kegiatan ini?




Mengamati Sifat Benda Gas


WORKSHEET
Mengamati Sifat Benda Gas

Kelas IV
Tujuan
Kamu dapat menyimpulkan sifat dari benda gas.
Alat dan Bahan
Sediakan beberapa macam bentuk balon.
Langkah Kerja

1. Tiuplah balon-balon tersebut.
2. Setelah kamu tiup, apakah bentuk setiap balon berbeda?
3. Tiuplah balon-balon tersebut secara terus-menerus.
    Apakah yang terjadi?


Jawablah pertanyaan berikut ini.

1. Bagaimana bentuk balon setelah kamu tiup, apakah sama bentuknya?
2. Apa yang terjadi ketika balon ditiup terus-menerus?
3. Apa yang dapat kamu simpulkan dari kegiatan ini?

Salam 
@yennyarti


Sabtu, 04 Mei 2013

Social Media Membuatku Semakin PD menjadi Guru

Social Media Membuatku Semakin PD menjadi Guru

oleh: Yenny Eka Herlin Budhiarti.M, S.Pd

Sengaja saya membuat judul seperti di atas, social media bahasa kerennya dari media sosial memang terbukti ampuh membuatku semakin PD alias percaya diri menjadi guru. Kenapa yah?mungkin sobat bertanya-tanya..hehe..karena menurut saya social media menyimpan bermacam-macam manfaat bagi kita yang berprofesi sebagai guru. 

Guru memang harus mengikuti perubahan jaman tetapi dengan selektif memilih media yang bermanfaat bagi keprosfesionalitasan sebagai seorang pendidik, guru harus tahu apa yang disukai siswa, guru harus terampil, kreatif dan inovatif dalam mendidik. 

Tak salah dong, jika social media merupakan wadah yang membuat guru semakin profesional.

Yuk, mari kita simak apa sih sebenarnya manfaat  social media bagi guru. Teng..ting..teng..ini dia manfaatnya:


Pertama, dari media sosial seperti Blogspot, wordpress, guru-indonesia.net. guraru.org, multiplay  guru bisa menuliskan berbagai macam pengalaman mengajarnya, guru bisa menuliskan berbagai ide kreatif mengajar, dan yang tak kalah pentingnya guru dapat bertukar pikiran, ngobrol, berbagi ide dengan para sesama blogger yang berprofesi sebagai guru.  selain itu guru bisa memberikan tugas kepada anak didiknya lewat social media lho, anak zaman sekarang kan sudah banyak yang mengerti internet tuh..jadi tak ada salahnya guru memberikan tugas di blog kepada peserta didik.
(gubukpengajarmuda.blogspot.com)(yennyeka.guru-indonesi.net)

Kedua, dari media social seperti facebook dan twitter guru bisa join di berbagi grup yang berlatar pendidikan, bisa add teman yang seprofesi dan bertukar pikiran dengan mereka tentunya wawasan pengetahuan kita sebagai guru semakin bertambah.
(www.facebook.com/yennyeka)(www.twitter.com/yennyarti)

Ketiga, yahh..pinterest social media yang baru aku kenal, ternyata di dalamnya menyimpan banyak manfaat lho..!, mau tau gak kenapa, dari namanya saja pinterest seperti kata jawa yang berarti pinter..hehe, kalo ini sih selingan sobat. Pinterest apabila kita join disitu kita akan disuguhkan beberapa link yang kita sukai, klo kita sebagai guru yah pastinya kita akan memilih education link, karena disana kita bisa mendapatkan ide-ide mengajar kreatif dari guru-guru di luar negeri lho, kita bisa belajar membuat media yang kreatif yang bisa memotivasi anak, selain itu kita bisa juga melihat dekorasi kelas yang bisa kita terapin di kelas kita  sobat.
(www.pinterest.com/yennyeka)

Keempat, Kompasiana media sosial sebagai wadah kita untuk belajar menulis, share tulisan kita ke media online. bagi saya pribadi yang masih pemula tentunya media sosial ini akan memberikan banyak manfaat bagi saya untuk belajar membuat sebuah tulisan. kita bisa tuh mengetahui apakah tulisan kita bagus apa tidak?hehe..karena setelah menulis di social media itu bagi yang tertarik dengan tulisan kita akan memberikan nilai seperti inspiratif,menarik, dll dan memberikan komentar yang membangun pada tulisan kita.
(www.kompasiana.com/yennyeka.kompasiana.com)

Kelima, Goesmart yah 1 bulan yang lalu tepatnya saya join di social media yang bernama goesmart, seperti facebook dan twitter kita bisa update status, add friend, dan selain itu kita bisa share materi dan media yang kita buat di storenya goesmart lho, oh..ya bagi yang suka tantangan yuk ikutan lomba yang ada di goesmart
(www.goesmart.com)



Ternyata join di social media gak ada ruginya lho, jika kita bisa selektif memilih media yang cocok buat profesi dan kepribadian kita masing-masinh.


Yuk, menjadi guru yang terbuka akan perubahan.

salam

@yennyarti