Diary
ke-4
SERTIFIKAT AJAIBKU!
Merujuk pada Teori
Kebutuhan Maslow, kebutuhan akan penghargaan merupakan salah satu kebutuhan
mendasar dari setiap individu. Jika diberikan dengan tepat penghargaan dapat
memacu murid untuk belajar lebih giat. Namun, diperlukan pemahaman yang lebih
luas mengenai penghargaan, lebih dari sekedar pada masa pembagian rapor ataupun
perlombaan. Kreativitas dan kebijaksanaan guru berperan penting dalam pemenuhan
kebutuhan ini.
Terkadang
ketika seorang guru terlalu sibuk, kita melewatkan moment dimana siswa kita
perlu apresiasi dan mendapatkan empowerment dari
kita. Bentuk apresiasi atas siswa ini beragam namun ada yang khusus dalam
merespons sikap anak. Nah salah satu pendekatan itu, adalah reward dan punishment.
Reward adalah
bentuk apresiasi sikap atau perilaku anak dalam bentuk sesuatu yang dia ‘suka’.
Dalam bahasa mudah ini adalah hadiah buat mereka. Sementara Punishment adalah
pemberian sangsi atau orang tua suka mengistilahkannya hukuman.
Perlu
adanya kesepakatan Bapak/Ibu Guru tentang pemberian Reward- Punishment yang
sesuai bagi siswa. Hal-hal yang kita sepakati adalah:
1. Tidak menggunakan kata hukuman bagi
kesalahan anak.
Tapi
memberi pengertian pada anak bahwa setiap perbuatan akan menimbulkan
konsekuensi atau efek bagi anak. Setiap konsekuensi adalah hasil dari
perbuatannya, baik positif atau negatif. Hal ini kita lakukan agar anak
terbiasa memiliki rasa tanggungjawab dan tau akan semua konsekswensi atas
setiap perbuatannya.
2. Pentingkah melakukan
kebiasaan ini?
Menurut
saya; Ya, penting. Karena dengan membiasakan memberi reward kepada
anak akan membuat anak merasa berharga, dan juga bisa menjadi salah satu cara
memotivasinya ke arah yang lebih baik.
3. Bagaimana bentuk
pemberian konsekuensi yang baik bagi anak?
Yang
penting diingat adalah berilah konsekuensi tersebut sesuai dengan kadar
perbuatan anak, jadi harus proporsional. Lalu bentuknya bagaimana, akan kita
bahas demikian:
a. Reward atau
konsekuensi perbuatan baik; tidak selalu harus berupa barang, tetapi suatu
pujian, tatapan mata hangat, memberikan jempol pada anak, juga merupakan suatu
bentuk ungkapan hadiah bagi anak. Jika memang kreatif guru bisa menggunakan
sertifikat ajaib seperti yang saya terapkan di kelas HEBAT.
b. Punishment atau
konsekuensi dari perbuatan yang tidak atau kurang baik harus memenuhi beberapa
syarat, antara lain: tidak boleh sama sekali merendahkan harga diri anak, tidak
boleh memberi hukuman fisik sama sekali (seperti memukul, menjewer atau
mencubit), tidak menggunakan kata-kata ancaman (seperti awas !!). Rasa sakit
yang dirasakan anak akibat hukuman fisik mungkin akan hilang hanya dalam
hitungan menit atau hari, tetapi rasa sakit di kalbunya akan terbawa sampai ia
dewasa kelak dan dapat mempengaruhi pembentukan karakter pribadinya. Kata-kata
ancaman yang diberikan kepada anak sebenarnya sudah merupakan hukuman bagi anak
sebelum ia melakukan apa-apa, bisa jadi hal tersebut justru menghambat potensi
dan kreativitasnya untuk berkembang.
4. Setiap konsekuensi yang diberikan sebaiknya selalu mengandung nilai (value)
Terbukti, bahwa pemberian penghargaan yang saya terapkan di kelas "HEBAT" dapat meningkatkan motivasi anak dalam belajar sehingga akan berdampak pada prestasi belajarnya.
(Me and my students who gets "sertifikat ajaib")
salam
@yennyarti
Tidak ada komentar:
Posting Komentar